Pulangnya Anak Ayam

Anak ayam itu memulai perjalanannya senja hari nanti. Dia sudah membayangkan bertemu induk dan anak ayam yang lain. Perlahan tapi pasti, langkahnya menuju kandang ayam induknya, menunjukkan kesungguhan dalam setiap derap kaki mungil anak ayam itu. Para tentara dengan sepatu beratnya, sepertinya kalah semangat. Dia hanya sendiri melangkah, hanya ditemani harapan-harapan dan mimpi. Anak ayam itu sudah terlalu lama keluar kandang. Burung elang yang akan memangsanya kapan hari, pertemuan dengan induk cacing yang anak-anaknya telah ia makan, kuman-kuman disela lubang air pembuangan, atau larva-larva kecil di selokan ujung jalan itu. Semuanya ditinggalkannya sejenak. Dia hanya berfikir bahwa apa yang didapatnya saat jauh dari kandang sudah banyak. Tapi dia juga sadar kalau ia masih harus menghabiskan banyak waktu di luar. Perjalanan kembali menuju kandang kali ini, karena anak ayam ini sadar, meskipun dia lama berjalan-jalan, ada satu hal dan amat penting yang ia lewatkan...