Postingan

Menampilkan postingan dari 2012

Sejenak Bersama Malam

Menyapa malam yang indah beriring sanjungan. Memujinya, seraya berharap dia memberikan sentuhan indahnya. Tak pernah ada yang mengalahkan malam seusai hujan, ada keindahan menenangkan disana. Keindahan yang dibangun rasa sejuk, aroma tanah basah, basahnya dedaunan di temani lantunan merdu jatuhnya air dari genteng. Suasana yang membuat catatan-catatan hitam dangkal yang tergores dalam satu hari ini menjadi hilang. Lenyap dilenyapkan. Hanya kekosongan yang membujuk ke ruang curahan. Dalam, sangat kelam. Kekosongan itu meng-indahkan, menjadi romantisme yang selalu kudamba di setiap riuhnya keseharian dalam citra yang kubuat. Kekosongan kelam ini menjelma, membaluri raga dengan kepura-puraannya. Yang seharusnya menjadikan buruk, seketika berubah menjadi keindahan baru. Hingga jiwa ini menjadi buta, terlena kebahagiaan yang hadir dari serpihan-serpihan kekosongan hitam.  Beranjaknya malam, memuncakkan sepi. Terus saja aku bermesraan dengannya, hingga sepertinya hasrat men...

Arjuna Mencari Terang (sebuah serpihan dari yang panjang)

“Aku banyak disebut sebagai ksatria, namaku diartikan sebagai “sinar terang”. Aku adalah keturunan kuru yang terbaik, hingga julukan Kurusetha diberikan padaku. Akulah manusia pilihan yang mendapat Bhagawadgita atau nyanyian dewata, wejangan suci dari Kresna. Aku Arjuna, anak ketiga Kunti dari Indra, pemimpin para dewa”. Tiba-tiba saja dia membayangkan dirinya sebagai Arjuna. Bukan Arjuna dengan semua kesempurnaan yang pernah manusia-manusia itu dengar, Arjuna ringkih yang hanya bisa terbawa dalam kepuasan malam yang sunyi, hingga bintang melirik heran karena senyumnya yang memuakkan. Dibawah pohon mangga ia menyandarkan diri, merenungi semua yang pernah ia lihat tentang sosok Sumarti yang membuat hatinya berguncang. Dia kini larut dalam imaginasi lagi. “aku adalah Srikandi, wanita ksatria yang akan menaklukan hati setiap lelaki. Aku bukan wanita yang menangis ketika terluka, aku melawan keterlukaan itu, aku adalah wanita yang kuat” bayangan Surti tergambar sebagai sosok ...

Ini Tulisan Apa?

Ketika malam menjadi sangat menyebalkan, ketika humor tak lagi melucukan, kisah sedih justru membuat sangat menyedihkan. Mungkin ini hanya lelah, capai, dan banyak pekerjaan yang harus diselesikan namun capai itu tak mau pergi. Mengapa? Pertanyaan inilah yang mewakili perasaanku saat ini. Sudah terlalu sering rasa seperti ini menggelayuti, berat sekali ketika rasa ini datang. Semuanya digelayuti ketidak nyamanan, mau makan pun tak terasa lapar, walaupun perut tak bisa berbohong, dengan teriakannya yang berbunyi kriuk-kriuk , dan menjadi terasa sakit. Demikian berkecamuk perasaan, hingga berimbas pada prilaku – malas, boring, kesel, menyesal, dan teman-temannya. Lalu ketika ini terjadi harus ada penyembuhan, dan berfikir untuk mencari obat, lalu obatnya apa? Sungguh ini sangat menyiksa. Coba dibayangkan, suasana dimana kita harus menyelesaikan suatu pekerjaan yang mendesak dan benar-benar wajib, tapi kita justru bermalas-malasan karena capai dan kita tak tahu dimulai darimana...