Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2013

Wanita-wanita

Setiap perempuan, siapapun dia, dapat membuat seorang lelaki, siapapun dia, menjadi seorang pria sejati. -Putu Wijaya- Dia yang darahnya mengalir di tubuhku, yang peluhnya menetes dalam semangatku dan kasih sayangnya yang memaksaku ikhlas tumbuh bersama waktuku. Raut wajahnya kini tak seperti dulu, saat aku masih belum bisa membuang ingusku sendiri. Dia tak terlalu renta, namun masih berwibawa dan lembut tuturnya. Berjalannya kini pelan, tak seperti dulu saat ia masih bisa mengejarku yang tengah asik bermain, dan hampir saja kendaraan bermotor menabrakku dari belakang saat aku berlarian di jalan. Bicaranya kini setengah berbisik, tak seperti dulu yang tawa kerasnya bisa membuatku tertawa juga. Yang tak berubah dari wanita 60-an tahun itu, masakannya masih bisa menggoyang lidah. Saat aku jauh darinya, selain binar wajah dan tegak tubuhnya, adalah masakan sederhananya yang kurindu. Urap-urap sepesial buatannya selalu menungguku di meja dapur, dan dia menyiapkan it...

Cerita Saat Senja

Semburat jingganya menyiratkan akhir. Awal kemunculannya adalah permulaan menuju gelap. Setelah ia datang, maka manusia-manusia dengan segala bisingnya siap menenggelamkan hidupnya ke dalam dunia lain. Saya yang tengah menikmati hari, siap menyambutnya dengan senyum, karena memang mau tak mau ia akan tetap datang menghampiri bumi. Aku memanggilnya senja.   Senja kali ini berbeda, saya sedang bersama seseorang yang akan memberikan banyak cerita tentang hidupnya. Cerita tentang kehidupannya. Di senja kali ini, hanya sedikit dari kisah hidupnya yang panjang. *** Pada awalnya saya menyaksikan orang tua itu dengan biasa saja, namun lama kelamaan ada hal unik yang muncul dari dirinya. Dia melakukan aktifitasnya demi seseorang “saya tulus dan tanpa pamrih,” begitu katanya saat saya menanyakan mengapa dia melakukan semua aktifitasnya itu. Setiap harinya ia hanya menghabiskan waktu dengan menyombongkan diri, karena bisa berada diatas bumi. Diatas pohon kelapa itu ...

Sehari

Gelap hilang Mimpi hilang Awal yang hangat Kemudian terang Lalu redup Lalu gelap Lalu lelap Seterusnya terulang (28/02/13)

Kamu

“Aku hanya tak tahu bagaimana perasaanmu saat mengungkapkan (yang kataku) ungkapan tulus itu”    Saat semua orang tahu aku (sedikit) menghilang dari kehidupan, yang ku lakukan adalah mempersiapkan kehidupan lain yang terkait denganmu. Kehidupan itu dalam bentuk angan-angan, cita-cita, dan mimpi yang realistis. Semua hal aku lakukan saat aku menghilang. Hanya untuk sejenak melihatmu dikeremangan, ku persiapkan semua secara besar-besaran, aku persiapkan semua dengan perhitungan yang pas. Dan saat yang tepat aku meninggalkan jejakku menghilang, aku lahir sebagai orang yang siap dengan masa lalu yang di ulas lagi. Berbicara kamu, kau itu seperti buah durian segar dengan aroma yang menggoda. Tapi untuk menikmatinya, aku harus menghilangkan kulit duren yang berduri itu. Biar begitu, tetap saja aku kembali pada persepsi awalku tentang sosok dirimu yang baik. Dalam konsep analisis framing, seseorang melihat sebuah realitas dan fakta dalam satu sudut pandang (Frame) ....