Kamu
“Aku hanya tak tahu bagaimana
perasaanmu saat mengungkapkan (yang kataku) ungkapan tulus itu”
Saat semua orang tahu aku
(sedikit) menghilang dari kehidupan, yang ku lakukan adalah mempersiapkan
kehidupan lain yang terkait denganmu. Kehidupan itu dalam bentuk angan-angan,
cita-cita, dan mimpi yang realistis. Semua hal aku lakukan saat aku menghilang.
Hanya untuk sejenak melihatmu dikeremangan, ku persiapkan semua secara besar-besaran, aku
persiapkan semua dengan perhitungan yang pas. Dan saat yang tepat aku
meninggalkan jejakku menghilang, aku lahir sebagai orang yang siap dengan masa
lalu yang di ulas lagi.
Berbicara kamu, kau itu seperti
buah durian segar dengan aroma yang menggoda. Tapi untuk menikmatinya, aku
harus menghilangkan kulit duren yang berduri itu. Biar begitu, tetap saja aku
kembali pada persepsi awalku tentang sosok dirimu yang baik.
Dalam konsep analisis framing,
seseorang melihat sebuah realitas dan fakta dalam satu sudut pandang (Frame). Jika di sebuah kamar mandi, dan
didalamnya sedang ada sosok lawan jenis yang harus kau intip, sedangkan lubang
untuk mengintipnya banyak sekali, maka kau hanya tinggal memilih salah satu
lubang saja untuk mendapatkan pemandangan yang kau inginkan.
Aku seperti itu saat melihatmu,
aku memilih bersikap sebagai pembelamu dengan menganggapmu baik, dan kujadikan
semua hal yang mendukung persepsiku itu semakin menguatkan aku sebagai
pembelamu. Aku menggunakan paradigma positivis saat aku menjadi sosok pahlawan
yang selalu berkata “kamu itu baik,” maka aku percaya itu, karena hal-hal yang
membuatmu pantas disebut sebagai yang terbaik.
Kemudian puncak dari itu semua,
adalah orang percaya kau sebagai Aphrodite, karena aku yang meyakinkan mereka.
“It's like a green apple that has
a sour taste, but I am sure that there are vitamins and minerals in it, and eat
it, I get the benefits "
Komentar
Posting Komentar