Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

Framing dan Dua Hal Penting

Dalam proses bermedia, sebelum sebuah media itu terbit, banyak ritual yang harus dilakukan terlebih dahulu. Salah satunya adalah mendalami tujuan media itu sendiri. Mungkin itu adalah hal utama yang terbersit dalam ruang pikir redaksi. Tujuan disini dilatarbelakangi banyak hal. Kode etik, undang-undang pers, politik redaksi, kondisi lingkungan sosial, dan banyak yang lain. Satu hal yang penting dalam ritual bermedia adalah: pembingkaian ( framing ). Pembingkaian realitas, kemudian meramunya menjadi teks berita, merupakan proses terpenting dalam dapur redaksi. Karena proses pembingkaian itu, menentukan sebuah tujuan itu sampai kepada pembaca. Salah satu unsur yang perlu dperhatikan dalam proses framing , adalah bahasa. Bahasa yang dikembangkan dan penggunaan kata-kata dalam mengonstruksi realitas, dapat ditebak makna dan citra yang hendak dikembangkan media. Sebab, pilihan kata tertentu dapat menuliskan realitas. Kata yang digunakan dalam sebuah news , dapat membatasi seseoran...

Potret Kartini dan Lawan Baru Feminisme

Waktu itu, di era sekitar 1970-an hingga 1980-an, banyak film Indonesia yang sengaja memposisikan perempuan hanya sebagai pelengkap dalam cerita. Jika perempuan dikisahkan sebagai pemeran utama, peran itu kerap berkaitan dengan pandangan bahwa posisi perempuan ada di lingkup kehidupan lokal, sebagai ibu, istri, kekasih, atau anak yang penurut. Sebaliknya pada laki-laki, peran yang ditampilkan selalu berkaitan dengan aktivitas di lingkungan publik, seorang yang mengambil dan menghasilkan keputusan masuk akal. Tapi perlu diingat, waktu itu Kartini juga ‘dihidupkan’ kembali. Dia hidup dalam sebuah film yang disutradarai oleh Sjumanjaja. Di sana tampil sosok Kartini yang tertindas. Sewaktu hidup, kebebasan Kartini dikekang oleh ideologi patriarki yang sangat kental dalam budaya Jawa. Kaum wanita menjadi objek kehidupan laki-laki. Kartini muncul sebagai sosok revolusioner yang berjuang untuk kaumnya. Dia menuntut kesetaraan. Begitulah film itu menjelaskan. ‘R. A. Kartini’...